Total Tayangan Halaman

9 Maret 2016

Tangan Tuhan Telah Bekerja (Part 3)

Setelah hari pernikahanku, seminggu kemudian semua aktifitas berjalan seperti semula. Dia harus kembali ke Surabaya untuk melanjutkan usahanya baru dirintis, sedangkan aku masih tinggal di Kudus sebagai CPNS. Rasanya berat menjalani LDR, karena pada dasarnya aku blum ikhlas untuk jauhan ma suami. mau resign tapi orang tua tidak mendukung.
"Sabar nduk nanti klo sudah PNS kan sudah boleh ngurus mutasi" Begitu kata Bapak, menguatkan aku untuk bersabar menjalani hidup LDR dengan suami.

Saat itu aku masih CPNS dan butuh waktu 2 tahun untuk diangkat jadi PNS. Setelah satu tahun pernikahan, lahirlah anak kami yang pertama. tidak sanggup rasanya mengingat masa-masa sulit itu. Suami yang sering senewen karena tidak bisa berkumpul keluarga setiap saat, bahkan saat dia pulang anaknya takut sama papanya sendiri dan banyak hal yang mewarnai di awal-awal pernikahan kami.

Menurut agama yang kuanut, istri harus mengikuti suami, saya paham sekali dengan konsep tersebut tetapi untuk saat itu sulit rasanya membuat keputusan. tepat setelah saya melahirkan ibu didiagnosa kanker, tidak mungkin aku meninggalkan Ibu saat sakit, karena hanya ada Bapak di rumah, adek kuliah di luar kota sedangkan kakak hidup dengan keluarganya di luar kota.

Selama kami menjalani LDR banyak sekali kesalah pahaman karena masalah komunikasi, waktu itu blum ada internet, telpon juga masih mahal. jadi tidak memungkinkan untuk berkomunikasi dengan suami setiap saat.

Setahun sejak didiagnosa kanker nasofaring, ibu dipanggil yang Maha Kuasa. kami sudah berusaha yang terbaik dalam ikhtiar demi kesembuhan ibu, dari kemoterapi, radiasi, operasi semua sudah dijalani.

semakin berat rasanya meninggalkan Bapak sendiri di rumah karena tidak ada lagi yang menemani, sedangkan suami sudah mulai sibuk dengan bisnisnya sehingga kesempatan untuk pulang sudah mulai jarang. Tahun-tahun berat mulai kami jalani, jangan ditanya lagi berapa kali kami berselisih paham. rasa kangen yang terlalu lama menjadi sebel satu sama lain ketika saatnya bertemu.

Namun, mau tidak mau aku harus mulai mengurus surat mutasi karena suami sudah mulai mendesak agar segera pindah, tapi Bapak bagaimana???
sungguh aku tidak bisa mengambil keputusan, aku tidak tega meninggalkan Bapak sendiri, tapi aku juga tahu tugasku sebagai istri. hanya doa yang bisa kupanjatkan selama ini, berilah jalan yang terbaik.

(to be contiued)





Tidak ada komentar:

Posting Komentar