Total Tayangan Halaman

29 Februari 2016

Dikejar Deadline

Hari ini, tantangan pertama #OneDayOnePost deg-degan ya rasanya. saya rasa, saya tidak sendirian deh...hehe ayoo yang merasa senasib sepenanggungan ngacung. sempat terbersit rasa minder apalagi klo habis baca blognya temen-temennya yg sudah terbiasa ngeblog atau malah sudah ngeluarin buku. wow bagus-bagus gitu.

hmm...saya yang newbie ini, kadang masih bingung sama tampilan blog. kadang mau masuk ke blog sendiri aja nggak bisa hehehe. copas link apalagi, koq bisa ya punya temen-temen ada tulisannya html? punyaku koq nggak? perlu belajar seharian nih untuk satu hal itu. hihi...

memang untuk mahir dalam hal apapun perlu usaha koq. percuma juga punya cita-cita tapi tidak ada usaha. Dan menurut saya dalam kondisi kepepet kita biasanya akan lebih cepat mahir. hehe....

Bener klo Bang Syaiha membuat program OneDayOnePost. Karena bagi orang-orang seperti saya ini, klo tidak kepepet nggak akan dikerjakan. Hmm bisa dikatakan aku orang tipe SKS (sistem Kerja Semalam).

Saya sempat sebel juga punya kebiasaan SKS ini, karena kadang harus begadang semalam demi mengejar deadline. seperti saat ini saya dikejar deadline nulis artikel kolom gizi di sebuah tabloid. kegiatan ini sudah ada agendanya, setiap bulan instansiku diwajibkan untuk menulis artikel di kolom tentang Gizi. siapa yang bertugas nulis pun sudah dijadwal secara bergilir. Nah sebenernya jadwal nulis itu sudah saya terima 2 bulan yang lalu.

tapi lagi-lagi saya adalah orag tipe SKS, makanya baru kemarin saya buat dan deadlinenya hari ini. hehehe....

Tapi saya pernah bertemu dengan seorang konsultan penelitian, waktu itu kebetulan ada proyek dan beliau sebagai konsultannya. saya amati beliau juga tipe-tipe orang seperti saya,  kalo mengerjakan sesuatu pasti mepet-mepet deadline. Kata beliau untuk tipe-tipe SKS ini, justru akan keluar banyak ide dan bisa mengerjakan dengan bagus jika ada tekanan waktu.

Kata beliau, nggak papa dimanfaatkan saja kelebihan kita yang seperti ini,. hehe...ada temennya deh, jadi malah nggak berusaha untuk prepare jauh-jauh hari.

oke semangat nulis terus deh setelah ini, meskipun gaya tulisan saya cenderung model curhat begini, yang penting nulis-nulis aja setiap hari.

semoga kita semua yang bergabung dalam group #ODOP batch2 setelah selesai program ini, bisa mengeluarkan karya masing-masing sesuai genrenya.

kalau saya targetnya adalah membuat buku-buku ilmiah dulu deh, hehehe...untuk membantu mahasiswa memahami mata kuliah yang saya ajarkan. target selanjutnya membuat buku - buku kesehatan populer.
Hmm...klo novel, masih jauh kayaknya...tapi mungkin nanti juga arahnya ke sana.


27 Februari 2016

Tangan Tuhan Telah Bekerja (Part 1)

Akhirnya aku disini, dalam profesi yang sesuai dengan pasion dan cita-cita.
Jika diingat-ingat kembali ke belakang, terkadang ada benernya nurut aja kata orang tua. pasti akan selamat.

Teringat saat Bapak waktu itu nelpon ketika aku sudah bekerja di Rumah Sakit Swasta di Surabaya
"Nduk coba jajalen ono tes CPNS neng Kudus, sopo ngerti ketompo"
"nggih Pak" jawabku, yang sejak dulu tidak pernah berkata tidak sama Bapak atau Ibu. Satu yang kuingat pesan dari orang bijak, patuhilah perintah orang tua maka engkau akan selalu dalam keberkahan.
meskipun saat itu ada rasa ingin menolak, karena bukan itu cita-citaku. cita-citaku saat itu adalah bekerja di sektor swasta dengan jenjang karir yang jelas dan cepat. Tidak ada rasa tertarik sedikitpun sebagai Pe eN eS. Ditambah sebentar lagi aku akan menikah, calon suami berdomisili dan sedang merintis usaha di Surabaya, ingin rasanya berkata tidak. Namun lagi-lagi aku tidak sanggup mengecewakan Bapak.

Dan akhirnya hari ujian nasional masuk PNS tiba juga, waktu itu aku diantar pulang ke Kudus sama pacarku yang sekarang menjadi suamiku. Tanpa diskusi tentang bagaimana kalo nanti ketrima, trus nasib kita gimana. Hanya satu jawaban dia saat itu, nggak papa dicoba aja.

saat itu aku dan calon suami sedang sibuk mempersiapkan pernikahan yang kurang beberapa bulan lagi, sudah lupa tentang ujian CPNS di Kudus tiba-tiba di telpon Bapak
"Nduk, alhamdulillah awakmu ketrimo PNS neng Kudus"
yang jelas saat itu reaksiku bingung dan hanya kata "nggih Pak" yang mampu kujawab, namun dalam hatiku berkata "Lho alah ketrimo"

dan kisah hidupku pun dimulai (to be continued)

25 Februari 2016

mulai belajar menulis

Aku dari dulu mempunyai keinginan menjadi penulis, keinginan itu muncul mulai jaman aku SD. Namun hidup di  sebuah daerah pedesaan yang minim fasilitas, dengan referensi bacaan yang terbatas, membuat keinginanku kandas. Saat itu hanya koran yang sesekali bapak beli dan majalah intisari yang beliau beli jaman masih bujang. kisah-kisah di dalam majalah yang seringkali ditampilkan, membuat aku tertarik untuk menulis cerita
dan cita-cita pada waktu itu hanya angan-angan saja yang tidak pernah terealisasi.
iya, karena aku tinggal di desa, aku tidak tahu mulai dari mana untuk membuat sebuah tuisan dan bisa diterbitkan.
mungkin saat itu teman-teman seusiaku yang tinggal dikota, sudah mulai ada yang mengirimkan cerpen atau malah ada yang sudah membuat buku.

ketika SMA aku sekolah di Ibukota Kabupaten, jarak sekolah dari rumah sekitar 15 km, membutuhkan waktu 1jam perjalanan untuk tiba disekolah dengan menggunakan angkutan umum yang harus naik turun 3 kali untuk sampai di sekolah.
ketika pulang sekolah sudah sore dan aktifitas selanjutnya adalah belajar dan mengerjakan PR. waktu serasa habis pada hari masuk sekolah. hiburanku pada akhir minggu adalah meminjam novel-novel dari perpustakaan sekolah. saat itu aku sangat suka minjam novel-novel detektif. bisa betah berjam-jam tidak keluar kamar karena penasaran dengan akhir cerita. hehe
saat itu angan-angan jadi penulis sudah tidak pernah terbersit lagi dalam pikiran hingga saat aku kuliah.

entahlah, mungkin saat itu sudah putus asa, ingin menulis tapi bingung bagaimana memulainya.

dan, sekarang keinginan menulis muncul lagi, kali ini alasan tidak segera memulai menulis adalah tidak ada waktu, maklum sekarang jadi emak-emak rempong tiga anak yang dua masih balita dan bekerja fulltime. (haduuuh alasan lagi kan?)

tapi sekarang virus cita-cita menjadi penulis sedang ditularkan ke anak yang paling besar. namanya dea, sekarang kelas IV SD. pada saat dia naik kelas 3, ada keinginan mengikutkan dea ke kelas-kelas menulis anak. alhamdulillah ternyata ada di surabaya, sekarang dia sudah satu tahun ikut kelas menulis anak. dan sebentar lagi akan ada acara peluncuran buku.

Lha...emaknya, kapan nech mulai menulis? untung dipertemukan dengan group #onedayonepost #ODOP semoga menjadi penyemangat untuk belajar menulis.

padahal aslinya minder, yang lainnya sudah tingkat tinggi ilmunya.
semoga tidak ada kata terlambat untuk belajar... :)


21 Februari 2016

Mencoba konsisten

Hmm....aku adalah mahluk angin-anginan...banyak mau dan keinginan. Setiap keinginan selalu diusahakan untuk di lakukan. Banyak keinginan yang setiap hari menari-nari di kepala. Dan saking banyaknya, jadi bingung mana yg didahulukan. Hehehe...

Namun kadang besarnya keinginan tidak diimbangi dengan kondisi tubuh yg fit. Ingin ngelakuin ini itu tapi keburu drop badannya...

Dan yang pasti...managemen waktuku yg blum oke. Sebagai ibu bekerja dengan 3 orang anak yg masih kecil-kecil, kadang mempunyai rencana yg banyaaak baik utk diri sendiri maupun mereka. Namun lagi2...mata dan kepala nech yg nggak kompak. Suka ngantuk dan pusing. Pusing klo sudah ngantuk nggak dibuat tidur. Wkwkwk...

Dan mulai sekarang mencoba konsisten deh, utk memanage waktu dengan baik.