Total Tayangan Halaman

25 Maret 2016

Ilmu parenthing mana sih yang pas???

Jujur, saya mulai tertarik belajar ilmu parenthing setelah mempunyai anak dua.
sudah sangat terlambat memang, tapi ingat "lebih baik terlambat daripada tidak belajar sama sekali.

Yup, kemana aja kemarin-kemarin yaa.....
Ternyata waktu itu saya disibukkan dengan urusan kesehatan anak, per-ASIan, MPASI rumahan. Sampai milis yang membahas tentang ketiga hal tersebut semua saya ikutin.

Jadi sepertinya waktu saya habis baca email-email dari teman-teman milis.

Setelah saya sukses memberikan ASI eksklusif pada anak kedua plus memberikan MPASI homemade rasanya usai sudah belajarku tentang hal-hal tersebut. (terus terang belajarnya serius banget waktu itu karena saat anak pertama semuanya gagal, alias masih dalam masa kebodohan, jadi nggak ngerti tentang ilmu-ilmu tersebut.

Maka pelan-pelan keluarlah dari milis-milis yang membahas itu.

Nah, masalah mulai datang sejak si kakak pertama mempunyai adek, kecemburuan, merasa tidak diperhatikan mulai mewarnai hari-hari si kakak. sehingga banyak ulah yang dia lakukan.

Pertanyaan-pertanyaan tentang bagaimana sih menghadapi kakak, membuat saya mencoba mencari tahu tentang perkembangan psikologi anak. Dan belakangan saya baru "ngeh" kalau ilmu tentang pengasuhan anak namanya parenthing.

Ketika ada lowongan beasiswa melanjutkan S2, akhirnya saya memutuskan memilih jurusan Kesehatan Ibu dan Anak. Karena tujuan utama belajar tentunya untuk kemajuan ilmu yang bermanfaat di dunia kerja dan yang kedua tentunya ingin bermanfaat bagi keluarga.

Saya rasa pilihan saya tepat memilih jurusan tersebut, bermanfaat bagi keduanya :)

Banyak ilmu yang saya peroleh di jenjang S2, jadi lebih memahami tentang kesehatan ibu dan anak terutama. Pelajaran psikologi perkembangan dari mulai bayi hingga dewasa juga ada, tetapi ternyata antara teori dan praktek yang saya alami bersama anak-anak seringkali berbeda.

Oleh karena itu, satu persatu buku parenthing mulai menghiasi koleksi buku bacaan di rumah. Mulai dari Ayah Edi sampai dengan Mendidik Anak bersama Rasulullah.

Sempat ikut salah satu milis tentang pengasuhan anak, dan mencoba menerapkan. Awal-awal memang bisa berjalan dengan baik, karena kunci dari pendidikan karakter anak adalah konsistensi orangtua dalam mendidik.

seiring berjalannya waktu, karena kesibukan di tempat kerja dan hal-hal yang lain. saya merasa tertinggal jauh dari program pengasuhan anak sesuai dengan yang diajarkan di milis. Malah jatuhnya semakin nggak karuan polanya.

Akhirnya saya putuskan untuk tidak mengikuti gaya pengasuhan yang ada di milis. Kemudian sekarang cenderung mengikuti gaya Rasulullah dalam mendidik anak.

Tentunya masih banyak kekurangan disana-sini, tetapi dengan mengikuti pola pendidikan anak seperti Rasulullah saya rasa lebih pas untuk anak-anak saya, karena memang yang saya tekankan untuk pendidikan anak usia dini adalah pendidikan akhlaknya.

Kesimpulan dari beberapa gaya pendidikan anak yang bisa ambil adalah :
1. Konsistensi orangtua dalam menerapkan aturan main bersama anak
2. Tetaplah jadi teladan yang baik untuk anak-anak, karena anak adalah peniru ulung.
3. Perlu ada kesepakatan dengan pasangan agar tidak menghasilkan keputusan yang berbeda didepan anak-anak. terutama terkait dengan pola pengasuhan anak.
4. Sabar menghadapi anak-anak, karena mereka bukanlah miniatur orang tua.

Satu lagi menurut saya bahwa ilmu parenthing tidak ada jangka waktunya, tidak tahu kapan lulusnya...selama kita menjadi orangtua, ilmu itu akan selalu kita praktekan denga kasus yang berbeda-beda tentunya.

selamat belajar menjadi orangtua...




6 komentar:

  1. anak kita sama ya mba 2 orang, beda ortu beda tempat beda beda cara mendidiknya. Saya ampe sekarang masih terussssss belajarr.. walau masih tertatih tatih juga :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehe iya mba Raida, semangat belajar terus....anak saya tiga mba, hihihi

      Hapus
  2. Waahhh oke kalau begitu mulai sekarang aku akan belajar parenting..😊

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya betul mba Sasmitha, mending belajar mulai sekarang. Biar lebih siap nantinya

      Hapus
  3. Jadi orangtua tidak ada sekolahnya. Tapi ujian Dan prakteknya tiap hari. Semoga semua ortu adalah ortu yg baik

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amiiin, sama-sama berdoa menjadi ortu yang baik buat anak2.

      Hapus